Menguak Ketidakwajaran Cara Pandang Ekonomi Konvensional

Oleh: Shinta Dwi Nofarina

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat salam tertuju untuk Rasulullah SAW.

Welcome, it’s time to economics #2.

Kembali lagi bersama saya, dan mari berbicara ekonomi. Kawan-kawan semuanya pasti sudah sangat familiar dengan istilah ekonomi konvensional kan? Secara tata bahasa konvensional berarti sesuatu yang disepakati secara umum. Maka ekonomi konvensional adalah sistem perekonomomian yang disepakati secara umum lantaran adat, kebiasaan, kelaziman, dan terutama sekali faktor sejarah yang akhirnya membuat sistem tersebut nampak umum, biasa, dan lazim. Ekonomi konvensional secara general dibagi menjadi dua mazhab: kapitalis dan sosialis. Tapi saya bukan hendak mengupas apa masing-masing pengertian dari keduanya. Karena insya Allah jika kawan cari di search engine google apa makna dari itu semua, jawabannya pasti udah ga kurang-kurang.

Alih-alih mengelaborasi pengertian, saya bermaksud untuk sedikit membeberkan beberapa ketidakwajaran cara pandang pelaku ekonomi konvensional. Perlu diketahui, ilmu ini disampaikan langsung oleh Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB-UB yakni Prof. Munawar, SE., DEA. Lulusan terbaik S3 Prancis ini mengatakan memang harus diakui saat ini negara-negara yang menempatai garda terdepan sebagai penyandang label negara maju merupakan negara penganut kental dari ekonomi konvensional, katakanlah Amerika dan kebanyakan negara-negara di Eropa. Akan tetapi dibalik glamornya Ekonomi Konvensional tak bisa dinafikkan fenomena yang sangat ganjil exist ditengah-tengah hiruk pikuk santernya sistem ini.

Boleh saja dibenarkan ekonomi konvensional secara kasat mata telah berhasil mengawal negeri-negeri mereka menjadi negeri adi daya, dengan kondisi perekonomian yang maju tak dinyana. Pun demikian halnya yang terjadi di rumah kita, Indonesia yang mana sistem konvensional masih gloomy teraplikasikan. Beberapa aspek mungkin Indonesia sudah mulai menunjukkan semangat langkah kedepan. Pertumbuhan Ekonomi kita beberapa tahun terakhir masih terangkum dengan cantik tanpa rasa khawatir akan zona gawat darurat. Sangat nyaman. Bahkan beberapa negara tetangga pun mengapresiasi atas kestabilan tersebut. Iklim bisnis makin berkembang dan penerapan metode-metode modern yang nampak serba canggih juga mulai berputar dalam performa perekonomian Indonesia. Tapi siapa sangka kemajuan tingkat perekonomian tersebut ternyata sama sekali tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat? Perekonomian maju akan tetapi rakyat tidak sejahtera, satu kalimat yang terdengar cukup miris tapi yang barusan bicara adalah fakta.

Ketidaksejahteraan rakyat terbukti dengan bertumbuh-kembangnya tingkat kriminalitas. Silakan acungkan tangan bagi siapa pun yang setuju, semakin metropolis sebuah kota maka tingkat kriminalitasnya juga makin tinggi? Skak mat, pasti setuju semua kan. Prof. Munawar memberikan analogi terkait problema ini: jika kita berada didesa yang cukup pelosok, pepohonan rindang rekat, sawah terhampar luas dan masyarakat guyub rukun, lantas kita ingin menaruh sepeda kita didepan rumah tanpa dikunci. Monggo saja karena sepeda anda akan baik-baik saja. Beda halnya kalau sudah masuk kota Malang, atau bahkan mungkin Universitas Brawijaya. Alih-alih sepeda motor sepeda angin pun sekejap mata akan raib. Lebih jauh dan sedikit konyol, beliau pun bercerita, nah misal kejadian serupa terjadi pada kota yang lebih besar mungkin sepeda+orangnya ikut-ikutan raib. Oleh-oleh lain dari sistem ekonomi ribawi ini adalah besarnya gab antara yang berada dan tak berada. Yang asli Jakarta, bener ga banyak dijumpa fenomena satu sisi di sebuah gedung pencakar langit, aromanya harum dimana-mana, orang-orangnya berdasi dan sepatunya mengkilat, very nice ala eksekutif. Akan tetapi disisi lain bahkan mungkin tanpa disadari “sisi lain” itu berada persis disamping belakang gedung megah barusan terdapat perkampungan kumuh nyaris tak berbentuk, bau sampah dengan belatung dan lalat bertebaran lengkap dengan sungai-sungai kotor yang mengandung unbelievable liquid berbahaya? Kalau benar, fenomena inilah yang dinamakan ketimpangan atau istilah ekonominya sering kita sebut disparitas. Demikian merupakan potret dari paradoks-paradoks yang terjadi, hanya sekelumit tapi sangat merefleksikan. Merefleksikan betapa ketidakwajaran (entah apa bentuk dari ketidakwajaran itu, mungkin Allah tidak memberkahi) benar-benar nyata muncul ditengah pongahnya ekonomi konvensional.

Kian kemari, lantas apa yang menjadi penyebab fenomena tidak wajar tersebut terjadi? Fondasi paling dasar merupakan penentu kokoh tidaknya sebuah bangunan sekaligus penentu kiprah kedepan dari bangunan tersebut. Demikian halnya dengan sistem ekonomi, fondasi sebuah sistem akan menentukan arah gerak dan lika-liku berjalannya sistem tersebut. Menurut Prof. Munawar, fondasi yang berada dalam tubuh sistem ekonomi konvensional adalah “Individualisme”. Individu merupakan pusat kehidupan. Dapat dikatakan pusat kehidupan karena dalam perspektif mereka individu merupakan makhluk sempurna sejak kelahirannya. Lantaran kata-kata “sempurna” tersebut lantas mereka secara instant membuat sebuah kesepakatan/konsensus bahwa setiap individu dapat “bermuamalah” sekehendak hati mereka. Maka dalam pada itu tidak ada ukuran obyektif atau standard baku antara yang baik dan yang buruk atau yang haq dengan yang bathil. Kadar baik-buruk perilaku individu ditakar dengan subyektif, diserahkan pada masing-masing individu tersebut. Sehingga boleh jadi suatu hal adalah baik menurut A, tapi tidak demikian dalam cara pandang B, C, D dan lain-lain. Contoh konkritnya seperti ini: A sangat gemar berjudi, bagi A judi adalah hal yang baik karena ia menghendaki judi adalah baik. Sedangkan B, C, D ada yang menilai hal tersebut baik dan ada pula yeng beranggapan hal itu tidak baik.

Sehingga lengkaplah sudah kompleksnya ketidakwajaran ekonomi konvensional. Dengan fondasi seperti terbut diatas, setiap pelaku ekonomi akan menggeliat tanpa ampun demi meraup keuntungan sebesar-besarnya sekalipun banyak sekali manusia-manusia disisi bumi lain yang menjadi korban dari aksi mereka itu. Penulis mengambil contoh secara global, titik penyebab krisis maha dahsyat yang menyerang Indonesia dan beberapa negara di Asia tahun 1997/1998 adalah permainan spekulan yahudi bernama George Soros dalam dunia perbankan. Entah apa yang dilakukan, yang pasti spekulasi terhadap peluang-peluang tingkat suku bunga bank, utang-piutang perbankan demi meraup keuntungan pribadi secara tamak adalah aksi yang menengarai krisis pahit tersebut. Hanya satu titik nila, akan tetapi imbasnya berefek kepada hajat hidup hampir separuh dari penduduk planet bumi bahkan aroma pahitnya masih tercium hingga sekarang, karena perlu diketahui krisis ini dirasakan oleh hampir seluruh negara-negara didunia terutama Asia.

Sekian sesi kali ini, semoga bermanfaat.

Tentang HUT RI Ke-68

Oleh: Septea Andre Adyana

Bismillahirohmanirohim…

Untuk bangsaku tercinta bangsa Indonesia, bangsa dengan sejuta pesona dan kekayaan alam yang melimpah. Bangsa yang menjadi rebutan bagi bangsa asing “seakan bangsa ini bagaikan segumpal daging segar yang diperebutkan oleh srigala-srigala buas”, karena kekayaan akan rempah-rempahnya, dan menjadi negara yang banyak diincar bagi negara asing karena ke eksotisannya.

Bersyukur sekali punya bangsa seindah Indonesia, tetapi sekarang makna kemerdekaan tak bisa kita rasakan kawan, kawan mau tau???

Negara dengan sebutan negara agraris karena hasil pertaniannya sekarang sudah mulai ditinggalkan karena adanya mall, supermarket, industri, dll. Bahkan Indonesia sering import bahan-bahan hasil pertanian dari negeri tetangga, semiskin apa sekarang Indonesia? “Coba kita renungkan kawan”

Negara dengan sebutan negara maritim karena banyaknya pulau-pulau di Indonesia, ada ribuan pulau yang terpampang nyata di bangsa ini dari Sabang sampai Merauke, tetapi sekarang sudah tak terdengar karena banyak pulau-pulau kita yang dahulu di perjuangkan dijual dan digadaikan kawan, semiskin apa kawan bangsa ini sampai menjual dan menggadaikan pulau? “Coba kita renungkan kawan”

Patutkah kita bangga kawan dengan umur bangsa ini yang sudah mulai tua, pada angka 68 tahun seharusnya menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang kokoh, kuat, dan tegar dalam menjalankan dan mengisi kemerdekaan, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya kawan. Apakah masyarakat dan khususnya pemimpin-pemimpin bangsa di Indonesia ini mau digantikan dengan masyarakat dan pemimpin-pemimpin yang lain oleh Sang pencipta, ketika tangan ini, lisan ini, dan hati ini sudah tak mampu melindungi bangsa sendiri dari intervensi bangsa asing seperti semangat nasionalisme para pejuang pendahulu kita.

Patutnya kita malu kawan dahulu para pejuang yang berkorban memperjuangkan tanah air ini mengorbankan harta benda, keluarga dan sanak saudara, dan jiwanya sendiri hanya untuk mendapatkan sebuah kebebasan yang seutuhnya bukan sebagai negara serikat/ RIS yang pernah terjadi di Indonesia, atau sebagai Hindia-Belanda kawan. Para pejuang menginginkan sebuah kebebasan yang sejati bukan kebebasan palsu. Pengorbanan mereka dahulu seraya tak pernah dihargai dengan mudahnya para pemimpin bangsa ini menjual dan memberikan kesempatan bagi bangsa asing untuk berinvestasi dan mengambil sedikit demi sedikit kekayaan alam kita tak hanya rempah-rempah sekarang juga tambang.

Percayakah kalian kawan dengan pemimpin bangsa yang menjual aset dan kekayaan alam kita hanya demi sebuah gelar? “serakus apa pemimpin kita”

Percayakah kalian kawan dengan pemimpin bangsa yang menjual para wanita kenegara asing sebagai seorang TKW dan mengalami banyak siksaan dan pelecehan seksual di negara asing, karena tak adanya lapangan pekerjaan yang menampung di negara ini? “setega apa pemimpin kita kawan”

Percayakah kalian kawan dengan pemimpin yang tak mampu menyelesaikan permasalahan korupsi bangsa ini, yang sudah sangat akut dan membudaya. Hingga Indonesia tidak dikenal lagi sebagai negara yang santun, tetapi negara dengan tingkat korupsi terbesar di sekitas kawasan Asia? “sepeduli apakah pemimpin kita kawan”

Percayakah kalian kawan dengan pemimpin yang hanya diam dan berpangku tangan dengan kondisi saudara-saudara di negara Timur tengah yang sedang menghadapi gejolak pertempuran, padahal dahulu yang mendukung bangsa ini merdeka sah secara de jure adalah Palestina, Mesir, dan kemudian diikuti oleh Suria dan negara-negara timur tengah yang lain, tapi apakah buta pemimpin kita tentang kisah sejarah itu?

Hari ini saya rindu dengan kepemimpinan bapak proklamator kita bapak Ir. Soekarno yang menurut saya adalah “The Real President in Indonesia” dengan pernyataan yang terkenal “Berdikari: Berdiri dengan Kaki Sendiri”, bukan hanya sekarang yang cenderung bersembunyi di ketiak para penjajah asing dan dikebiri sedikit demi sedikit. Hari ini saya juga rindu dengan bangsa ini sebagai bangsa yang bisa menjadi contoh bagi bangsa lain dalam pembebasan negara-negara lain di kawasan Asia dan Afrika, salah satu penggagas Konfresi Asia-Afrika (KAA) juga bangsa Indonesia. Hari ini kerinduanku tentang itu terhadap bangsaku telah sirna karena pemimpin sekarang tak seidealis pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia tercinta pada zaman dahulu.

Semoga arwah para pejuang/ pahlawan Indonesia yang memperjuangkan bangsa ini dengan tetesan kringat, darah, dan nyawa kalian dengan tekat nasionalisme yang kuat serta berjuang atas dasar keyakinan yang kuat sebagai manusia yang berTuhan dapat bersemayam dengan tenang, walaupun bangsamu yang kalian perjuangkan dahulu sekarang menjadi bangsa yang yang tidak sekuat dan seberharga dahulu. Bahkan bangsa ini menjadi “Sapi Perah” bagi bangsa asing yang menjajah bangsa Indonesia secara perlahan.

Kawan mari kita isi kemerdekaan ini dengan hal yang bermanfaat bagi pribadi kita, orang disekitar kita, bangsa kita, dan negara-negara di luar bangsa kita tercinta bangsa indonesia. Dengan ilmu yang kita miliki sebagai seorang kaum intelektualitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai intelektualitas dan serta nilai-nilai keTuhanan dalam setiap tindakan kita, kita ciptakan Indonesia baru dengan kitalah kaum muda yang nantinya mengisi pos-pos kekuasaan bangsa Indonesia yang tercinta. Tetapi untuk itu kita mulai dengan yang paling sederhana kita mengabdikan diri kita di kampus tercinta sebagai seorang aktifis yang memiliki kepedulian kepada sesama “bukan aktifis palsu”, dan segerakan meyelesaikan pendidikan kita sebagai seorang mahasiswa dan mendapat gelar sarjana dengan indek prestasi yang sangat memuaskan jangan terlalu lama dikampus karena  kita perlu menengok saudara-saudara kita nan jauh disana kawasan lain indonesia yang tak tersentuh oleh pemerintah membutuhkan uluran bantuan kita dari segi pendidikan, kesehatan, pemahaman nasionalisme, pembentukan karakter, kemiskinan dan dan masih banyak lagi masalah bangsa ini yang perlu kita selesaikan malalui tangan kita dahulu baru mengajak orang lain.Semoga semangat kita sebagai seorang pemuda tak akan pernah luntur ditelan oleh zaman dan selalu tetap istiqomah dalam memperjuangkan kehormatan bangsa ini yang sudah di ujung tanduk.

Uangkapan Cintaku pada para pejuang bangsa Indonesia tercinta, semoga kelak kami para pemuda mampu meniru jasa-jasamu. Dari pemuda yang rindu akan kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta yang seutuhnya bukan lagi kemerdekaan yang hanya “Fatamorgana”

Wasalam…

Merdeka… Merdeka… Merdeka…

Breaking News Mesir : Pro Mursi Gugur

Qunut2

Ikhwanul Muslimin mengatakan 200 pendemo pro Mursi telah tewas dan lebih dari dua ribuan terluka – sedangkan pemerintah melalui kementerian kesehatan mengatakan tidak ada kematian di antara warga sipil tetapi 26 telah cedera, sebuah keterangan pemerintah yang jauh dari fakta yang terjadi.

Hassan Al Qabana, yang bekerja di media center yang didirikan di kamp Rabaa, mengatakan lokasi itu “penuh korban penyerangan” dan banyak orang terluka mengalir masuk.

Polisi anti huru hara keluar dengan kekuatan penuh, menahan para demonstran laki-laki. Kementerian dalam negeri menempatkan angka yang ditahan tidak lebih dari dari 35 orang , dan mengatakan mereka ditangkap karena memiliki senjata dan amunisi di kamp Rabaa.

Api membakar di kejauhan, mengirimkan segumpal besar asap hitam ke langit.

Beberapa orang tua beserta anak-anak dibawa pergi, masker gas di wajah mereka.

Sekelompok pengunjuk rasa mencoba menggagalkan akses jalan sebuah van polisi.

Pemimpin demonstrasi Protes berdiri di atas panggung, mikrofon di tangan. Kerumunan pendukung mengangkat tangan mereka dalam tanda perdamaian, atau melambaikan bendera Mesir.

Polisi melemparan bom ke arah klinik di dalam kamp.

Kementerian dalam negeri mengatakan pasukan keamanan tidak menggunakan tembakan dan hanya menyerang ”unsur-unsur teroris” di dalam kamp.

“Pasukan keamanan Mesir berkomitmen untuk sepenuhnya menahan diri dalam menghadapi pengunjuk rasa,” kata kementerian itu untuk memutar balik apa kejadian yang terjadi di lapangan. (Guardian/Dz)

Dalam Sejam, Militer Mesir Bantai Ratusan Demonstran Pro Mursi

Sedikitnya 120 demonstran pro mantan Presiden Muhammad Mursi gugur dan ratusan lainnya luka-luka dalam serbuan aparat kemanan Mesir di Lapangan Rabiah Al-Adawiyah, Rabu pagi (14/8). Di saat yang sama, Kementerian Dalam Negeri Mesir mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil membubarkan demonstran Pro Mursi di Lapangan Nahdhah, Giza, pinggiran kota Kairo. Continue reading “Breaking News Mesir : Pro Mursi Gugur”

KAMMI #17 Indonesia Merdeka

KAMMI #17

Sayembara 17an Kammibrawijaya dibuka! (Deadline 16 Ags 2013)
buat tulisan dgn tema : Memaknai kemerdekaan ala KAMMI
kirim ke brawijaya.kammi@gmail.com
5 tulisan terpilih akan dipost di blog kammiketawanggede
1 tulisan terbaik dpt bingkisan menarik dari komsat
terbuka buat semua kader KAMMI UB

bantu sebar info baik ini ya..
semangat juga melayani mabanya..
MERDEKA!

Selamat Idul Fitri 1434 H

Anjurannya, pada Hari Raya Idul Fitri merayakan kemenangan dengan saling mengucapkan taqabballahu minna wa minkum artinya: semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian, yang dibalas dengan ucapan taqabbal yaa kariim artinya: terimalah ya Yang Maha Memberi-. Ucapan taqabbalallahu minna wa minkum biasa diucapkan Rasulullah kepada para sahabat. Beberapa sahabat menambahkan shiyamana wa shiyamakum, yang artinya puasaku dan puasa kalian. Jadi ucapan ini bukan dari Rasulullah, melainkan dari para sahabat.

Ada juga yang memberi ucapan minal ‘aidin wal faizin. Yang ini tidak pernah dicontohkan. Namun sepertinya ucapan ini didasarkan pada anggapan bahwa mereka yang telah meraih kemenangan pada Idul Fitri ini dalah kembali ke fitrah, kembali menjadi bersih karena telah tersucikan noda-nodanya. Secara harfiyah minal ‘aidin wal faizin artinya bagian dari yang kembali dan menang, secara maknawi: semoga kita termasuk golongan yang kembali (maksudnya kembali pada fitrah) dan semoga kita termasuk golongan yang meraih kemenangan. Ini juga sah-sah saja! Kekaprahannya karena ucapan minal ‘aidin wal faizin biasa diikuti dengan kata maaf lahir batin sehingga terkesan itu adalah arti dari minal ‘aidin wal faizin padahal sama sekali bukan itu artinya.

Nah… apapun ucapan-ucapan pada Hari Idul Fitri ini, semuanya baik dan bermaksud baik. Mangga kersa bagi siapa saja yang ingin sesuai anjuran ataupun berimprovisasi sendiri. Tidak perlu dalil pembenaran atas ucapan-ucapan yang baik karena yang terpenting adalah keikhlasan dari diri kita masing-masing.

Referensi Hadist

  • Jubair Bin Nufair berkata : “Para sahabat Nabi SAW bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya “taqabbalallahu minna wa minka” (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)” – Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] Dalam Al Mahamiliyat dengan isnad Hasan”
  • Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi SAW. Mereka bila kembali dari shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain “taqabbalallahu minna wa minka” – Ibnu Qudamah dalam Al Mughni [2/259]”