ANCAMAN BUDAYA DAN 3 SYARAT PEMUDA UNTUK PERADABAN INDONESIA

Kenyataan indonesia hari ini menjadi renungan untuk kita semua, krisis kepemimpinan dan integritas yang dimiliki pemerintah sekarang memiliki dampak yang luar biasa, hampir di setiap sektor lapisan masyarakat terkena dampaknya, baik bidang sosial, ekonomi, politik, energi, pangan, ketahanan dan kedaulatan bangsa di segala bidang.

Seolah-olah apa yang di perjuangkan pada era kemerdekaan oleh para pahlawan dan founding father negeri ini telah di jatuhkan dan di buang begitu saja. Pihak yang paling rugi dan mendapat beban berat dari kebijakan-kebijakan hari ini adalah generasi yang akan datang. Padahal, berbagai data statistik menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki bonus demografi terbesar pada 2030 dan harapan Indonesia emas tahun 2020 seakan akan terasa semakin menjauh. Kondisi ini di perparah dengan kualitas generasi indonesia saat ini yang cenderung populis dan “taklid sosial”. Kondisi dimana generasi muda cenderung mengikuti arus tren kekinian tanpa menyaring mana yang benar benar baik dan merusak. Misalkan saat ramai budaya korea dan boyband, seolah olah semua generasi muda gandrung akan boyband dan mengikuti semua kebudayaan korea, mulai dari fasion sampai kebiasaan. Saat ramai budaya alay, di anggap alay adalah sebuah ungkapan eksistensi kekinian dan gaul, yang tidak eksis di anggap ketinggalan jaman. Ditambah lagi karakter konsumtif yang semakin hari semakin menjadi, apapun ingin di miliki agar dianggap tidak di kampungan.

Warisan carut-marutan negeri ini yang akan di emban generasi yang akan datang menjadi semakin berat saat moralitas sudah porak-poranda. Kebudayaan timur yang sarat akan kesopanan dan keluhuran budayanya seolah luntur begitu saja. Apalagi dengan adanya legalitas kaum LGBT di Amerika yang naudzubullahimindzalik mengulangi kejahiliyahan nabi luth menjadi ramai di perbincangkan di ruang publik. Dampak pada Indonesia terlebih generasi muda yang kita kenal sebagai Iron stock terancam. Kaum-kaum LGBT indonesia yang awalnya sembunyi-sembunyi sekarang perlahan berani terang-terangan mengungkapkan “ketidak normalan” itu sebagai hal lumrah yang harus di perjuangka. Dalam teori butterfly effect, satu kepakan sayap kupu-kupu di satu wilayah, telah mengguncangkan kegaduhan di wilayah lain. Dan itu yang terjadi hari ini.

Indonesia harus berbenah diri, kita harus mempunyai harapan walaupun datangnya dari lubang semut di tepian jurang. Harapan seperti cahaya lilin di dalam kegelapan malam, memberikan navigasi untuk melangkah kedepan. Vroom dalam Koontz, 1990 mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki harapan akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan termasuk kejayaan indonesia di masa mendatang. Indonesia hanya butuh tekad bersama dan peta jalan yang jelas untuk mencapai lompatan-lompatan tertentu agar impian Indonesia jaya bukanlah hal yang utopis.

Langkah pertama untuk melakukan lompatan itu adalah mengubah cara pandang. Annis Matta dalam bukunya gelombang ketiga mengatakan bahwa harus ada peralihan dalam cara pandang kita memandang Indonesia dari satu entitas politik menjadi entitas peradaban. Hanya dengan mengubah cara pandang itu kita dapat mengubah cara kita bekerja dan mengelola sumber daya yang kita miliki dan mengoptimalkan peran generasi muda untuk masa depan. Kerja-kerja yang dilakukan tidak hanya berkutat pada perumusan konstitusi, regulasi, kebijakan dan juga institusi. tapi ada hal yang lebih luas daripada itu, yakni membangun peradaban. Selain itu pandangan membentuk peradaban ini juga sekaligus membentuk pemimpin yang berkompeten, berkualitas dan memiliki integritas sebagai seorang pemimpin.

Mesin yang kita perlukan untuk melakukan peralihan itu adalah Budaya. Menurut Parsudi Suparian, budaya akan melandasi tingkah laku dalam masyarakat. Karena budaya adalah seluruh pengetahuan manusia yang digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalaman yang terjadi padanya.  Menurut Effat al-Syarqawi yang mengartikan budaya berdasarkan sudut pandang Islam, mengemukakan bahwa budaya merupakan khazanah sejarah suatu masyarakat yang tercermin dalam kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bahwa kehidupan harus memiliki tujuan dan makna rohaniah.

Pada dasarnya Budaya merupakan penyebab dan sekaligus hasil dari interaksi menusia dalam kehidupan sosial. Budaya bisa bekerja sebagai penghambat dan juga pendorong manusia untuk lebih maju.

Pasca perang dunia kedua ketika ketegangan militer dak kekuatan bersenjata mulai mereda, penjajahan tetap di lakukan untuk menguasai dunia tidak terkecuali Indonesi yang memiliki kekayaan berlimpah.Penjajahan selama dua abad terakhir sampai hari ini dan yang di lakukan Amerika hari ini sebagai upaya penghapusan efektivitas dan substansi budaya dan peradaban masyarakat di dunia, terutama budaya Islam. “Orang-orang kafir tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti milah mereka…” (QS Al Baqoroh :120)” milah disini bisa berarti kebiasaan, ciri khas atau budaya mereka. Barat berupaya menjajah dengan memaksakan budaya mereka kepada negara lain. Konsep westernisasi sengaja di bangun melalui berbagai media yang bisa di akses oleh setiap orang untuk menghapus peradaban lokal dan mengganti dengan peradaban barat.

Dr. Syafi’I sarousani meyakini bahwa barat selain mengejar superior di bidang tekhnologi, komunikasi dan ekonomi juga berupaya menyebarkan peradaban yang di paksakan agar barat menjadi negara kiblat bagi Timur. Dengan budaya ini kutub di dunia akan mengarah ke barat, kini barat menberupaya mencegah peradaban Islam dengan mengembangkan hegemoni politiknya melalui penjajahan budaya atas bangsa-bangsa lain. Setelah perang dunia II barat berupaya menjadi superior di dunia dan mengendalikan semua negara, akan tetapi masih banyak bangsa-bangsa yang mempertahankan kebudayaan lokal dan jati diri bangsa. Dengan cara itu barat mampu mempertahankan kepentingan politik di dunia, khususnya negara Islam yang kaya dengan Sumber Daya Alamnya.

Hal ini sekaligus menjawab kenapa LGBT di legalkan. LGBT sangat bertentangan dengan budaya Islam dan budaya timur, dengan legalitas itu membentuk paradigma bahwa hal itu di anggap lumrah karena Amerika juga melakukanya. Kenapa sampai ada golongan yang mengatakan kelumrahan tersebut ? karena jauh-jauh hari Barat telah menjajah melalui media media seperti film, televisi serta lembaga-lembaga sosial sebagai propaganda kepentingan mereka seperti yang di tulis Edwars Burman seorangf penulis dan peneliti dari AS.

Istilah “keren” adalah kata yang tertanam dengan budaya barat. Semua yang ada di barat dianggap keren dan lumrah. Implikasinya generasi muda akan menjadi generasi yang mengkiblat ke barat. Disaat itu generasi akan di kontrol dan di batasi peranya, terjajah kembali sebagaimana jaman terdahulu karena kehilangan jati dirinya.

Generasi yang ada hari ini harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, kita membutuhkan penguatan karakter dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi prinsip ketuhanan dan moralitas. Cara yang di pakai dapat melalui pendidikan dan pembelajaran, penjagaan keluarga yang harmonis, serta pelatihan pelatihan guna mempersiapkan Indonesia di masa depan.

Sejarah mencatat kebangkitan kejayaan bangsa dimanapun tak pernah lepas dari peran pemuda. Ada tiga syarat pemuda-pemuda ini membawa Indonesia di masa mendatang.

Pertama adalah penguasaan pengetahuan, memiliki wawasan keilmuan yang luas serta ahli di bidang kelimuan. Dalam kajian MITI KM di nyatakan bahwa kemajuan sebuah bangsa di pengaruhi oleh 45% Inovasi, 25% networking, 20%tekhnologi, dan 10% Sumber Daya Alam. Seperti yang terjadi di negara China, India, Korea dan India hari ini.

Kedua adalah persatuan dan kesepakatan untuk maju bersama. Kalau kita mempelajari sejarah berdirinya bangsa ini maka akan kita temuka satu kata yang mewakili budaya Indonesia, yakni gotong royong. Seperti halnya sumpah pemuda yang lahir karna persatuan rasa untuk merdeka. Kita harus lahir dari kesepakatan bersama untuk mencapai kesejahteraan, Unggul, dan berdaya

Ketiga, yang paling penting adalah spiritualitas. Sejarah bangsa ini lahir tak pernah lepas dari nilai nilai religius semenjak kemunculan walisongo, raja-raja islam di indonesia, pangeran diponegoro, jendral Ahmad yani, Bung Tomo, Cut nyak dien, Kartini bahkan Bung Karno yang menjadi murid dari HOS Cokroaminoto yang mendapat julukan sebagai guru besar Indonesia sekaligus yang menanamkan pentingnya kemerdekaan kepada Bung Karno yang semua berawal dari nilai nilai islam sebagai budaya peralihan kemajuan indonesia. Semangat memperjuangkan tanah air di ajarkan di islam dengan pengetahuan pengetahuannya yang luas di berbagai aspek kehidupan

Ketika tiga syarat itu terpenuhi, maka Indonesi yang berdaulat di bidang ekonomi, sosial, tekhnologi, dan budaya bukan hanya mimpi utopis. Tanda tandanya sudah ada dimana banyak lembaga-lembaga penghafal Quran, pondok pondok modern, sekolah-sekolah yang menjunjung tinggi nilai islam dan menerapkanya. Yang perlu kita lakukan adalah sekuat mungkin mempertahankan nilai nilai baik yang merupakan jati diri bangsa. Dan memfilter semua budaya yang datang ke indonesia serta menyiapkan diri sebaik mungkin untuk memenuhi tiga syarat itu untuk mencapai kejayaan Indonesia.

A.R.

Negeri Mahasiswa

Press Release: Solusi Alternatif Gerakan

IMG-20170527-WA0016.jpg

Seorang pemikir Islam, Hasan Al-Banna pernah mengatakan sejak dulu sampai sekarang pemuda adalah pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuataannya. Dalam setiap fikroh, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.Di setiap pergantian zaman, gerakan mahasiswa selalu menjadi primadona bagi banyak kalangan. Bukan tanpa sadar menjustifikasi itu. Hampir setiap periode penting kebangsaan, gerakan kaum muda (baca: gerakan mahasiswa) menorehkan banyak prestasi gemilang. Mereka dianggap sebagai unsur strategis pengusung isu kerakyatan.

Minggu (29/05) diadakan diskusi terkait solusi alternatif gerakan yang diadakan oleh KAMMI FP UB dengan Setya Nugroho sebagai pemantik. Dalam diskusi ini dihadiri kurang lebih 35 kader KAMMI baik dari fakultas pertanian maupun fakultas lain. Dalam diskusi ini mengkritisi terkait peran KAMMI di berbagai lembaga. Selama 6 tahun harakah ini memegang posisi puncak pada dunia politik mahasiswa lingkup fakultas pertanian. Namun, pada tahun ke 7 kursi tersebut tidak lagi diamanahkan kepada harakah yang berlandaskan gerakan tarbiah ini. Kesan monoton selama 7 tahun dan image BEM yang seakan menjadi Badan Event dan Manajemen menjadi salah satu alasan kekalahan ini.

Point penting dalam diskusi ini, kemana langkah gerak kader yang memiliki semangat juang tinggi ini selanjutnya? . Kesan aktivis seharusnya direfleksikan menjadi kegiatan yang berdampak kepada masyarakat. Membuat gerakan – gerakan penyadaran kepada mahasiswa atau pengabdian kepada masyarakat bisa menjadi salah satu solusi. Membangun politik nilai dari gerakan-gerakan sosial telah sukses melambungkan nama yang tidak asing ditelinga masyarakat seperti Ridwan Kamil yang berangkat dari Indonesia Berkebun atau Anies Baswedan yang menjadi pelopor Indonesia Mengajar. Dari pembangunan gerakan tersebut harapannya dapat merangkul teman-teman dari berbagai golongan yang memiliki tujuan yang sama. Memulai berpikir out of the box agar gerakan tersebut tidak monoton dan terkesan tidak berbeda dengan gerakan lain.

Oleh karena itu, sudah selayaknya kader KAMMI FP UB bermuhasabah dan mulai bergerak merangkul segala sektor. Mulai kiri , tengah sampai kanan dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tarbiyah yang dibawa.

“Perubahan zaman adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah jalur kehidupan. Sekarang pergantian periodesasi harus mampu ditangkap jika gerakan mahasiswa ingin mempertahankan esksistensinya. Pilihan pada pelaku sejarah itu sendiri, apakah mereka sadar konstelasi yang sudah berubah atau masih terlelap dalam tidur panjangnya.”

Kajian dan Literasi
KAMMI Fakultas Pertanian
Komisariat Brawijaya 2017

KAMMI : PANCASILA ADALAH DASAR DAN PRASYARAT KEJAYAAN INDONESIA

Tahukah kamu kalau KAMMI sudah memiliki Tafsir/Pandangan atas Pancasila?* Kita bisa menemukan Tafsir/Pandangan KAMMI atas Pancasila di dalam *Platform Perjuangan KAMMI Jayakan Indonesia 2045. Sejauh ini, baru KAMMI yang memiliki tafsir dan pandangan yang jelas bagaimana mengintrrnalisasi dan membuat Pancasila hidup dalam diri kader-kader KAMMI. Gagasan dan tafsir yang sungguh menggugah Generasi Muda, khususnya Mahasiswa, untuk berkontribusi dan menajadi Pahlawan-pahlawan baru Indonesia. Wajib dibaca oleh kader KAMMI di Perngatab Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017 ini. Selamat membaca!.

———————————————————-

KAMMI : PANCASILA ADALAH DASAR DAN PRASYARAT KEJAYAAN INDONESIA

IMG_20170601_140908_921.jpg

Pancasila adalah konsensus terbaik dari pendiri bangsa sehingga menjadi dasar yang kokoh dan sempurna bagi negara Indonesia. Ia menjadi alat pemersatu yang mampu menyatukan rasa, jiwa, kehendak, dan dedikasi seluruh manusia Indonesia untuk bergerak mencapai tujuan yang sama: mewujudkan seluruh cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah prasyarat demi meraih kejayaan Indonesia.

Tidak ada kejayaan tanpa landasan ketuhanan. Tidak ada kejayaan tanpa kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak ada kejayaan tanpa persatuan. Tidak ada kejayaan tanpa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan. Tidak ada kejayaan tanpa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Pancasila mendasari segala upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Pancasila bergerak mendasari, menginspirasi, memberi semangat, mempersatukan sekaligus menjadi koridor bagi segala tindakan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Apapun capaian yang dicapai oleh bangsa ini tidak berarti apa-apa bila tidak didasari dan tidak sejalan dengan Pancasila.

 

Bila hari ini Pancasila tidak mampu menginspirasi dan menggerakkan anak-anak bangsa untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, hal itu karena kita tidak menafsirkan Pancasila secara jujur dan murni. Pancasila tidak dapat bekerja pada anak-anak bangsa yang tidak tulus mencintai Indonesia. Pancasila juga tidak akan menggerakkan manusia-manusia yang hatinya kering tanpa cahaya dan rahmat dari Allah SWT.

 

Menginternalisasi Pancasila adalah menata hati, menggerakkan jiwa, hingga berkontribusi nyata untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Agar dapat menginternalisasi Pancasila dengan baik, setiap anak bangsa harus memahami tafsir Pancasila dengan baik dan utuh selayaknya para pendiri bangsa yang merumuskan Pancasila dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. Tafsir Pancasila yang KAMMI maksud yaitu:

 

*1. Ketuhanan Yang Maha Esa*

Kemerdekaan Indonesia dari penjajah bukan suatu kebetulan atau usaha belaka, tetapi merupakan berkat dan rahmat dari Tuhan YME. Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara yang meyakini bahwa Tuhan merupakan sumber keberkahan. Tanpa adanya rahmat Tuhan YME, maka bangsa Indonesia tidak akan merdeka dan tidak mampu terlepas dari belenggu penjajahan. Melalui izin Tuhan YME pula Indonesia masih ada hingga kini dengan segala kekayaan sumber daya yang diamanahkan untuk segenap bangsa Indonesia.

Spirit sila pertama adalah spirit bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berketuhanan.

 

Bangsa Indonesia menyadari dirinya sebagai perpanjangan Tuhan untuk merawat sepenggal firdaus tanah air Indonesia. Maka, agama adalah rahmat dan sumber kekuatan bagi Indonesia. Agama adalah alat pemersatu dan pencipta harmoni. Agama adalah pembinaan yang melahirkan manusia-manusia terbaik yang merawat Indonesia. Agama adalah ilham dan sumber inspirasi yang membuat pikiran dan semangat Indonesia tetap hidup dan menyala penuh optimisme.

 

Manusia Indonesia adalah hamba-hamba Tuhan yang menjalankan risalah Tuhan di tanah air Nusantara. Manusia Indonesia hidup dan menjaga kehidupan atas bimbingan agama. Agama menggerakkan setiap manusia Indonesia untuk merawat dan mengisi kemerdekaan hingga seluruh cita-cita kemerdekaan Indonesia terwujud.

 

Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia merupakan cita-cita yang berlandaskan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Cita-cita tersebut adalah wujud syukur atas kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan YME. Maka, usaha mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah bentuk perwujudan misi ketuhanan, yakni perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Kehidupan pasca kemerdekaan ternyata bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Selain segenap narasi, Indonesia membutuhkan dukungan sistem dan kondisi dalam rangka mengejawantahkan cita-cita kemerdekaan. Hal ini menjadi penting, agar tertanamnya nilai dan norma yang menciptakan suasana kondusif untuk pencapaian cita-cita kemerdekaan yang berkelanjutan.

 

*2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab*

Nilai kemanusiaan adalah sistem nilai universal yang menciptakan kesadaran bahwa setiap manusia tetap menjadi manusia. Manusia sebagai individu dan entitas sosial terkecil dalam suatu negara harus dilindungi haknya. Menghargai manusia adalah nilai dasar yang paling penting dalam mengelola hubungan dan interaksi dalam manusia. Menghargai manusia juga merupakan prinsip penting dalam hubungan antar negara dengan rakyatnya. Tanpa kemanusiaan, kehidupan akan kehilangan makna, menjadi destruksi dan anarki. Tanpa kemanusiaan, Indonesia akan luluh lantah dengan kehancuran peradaban.

 

Bangsa dan negara Indonesia berdiri di atas kehendak memanusiakan manusia Indonesia yang dijajah. Penjajahan yang dilakukan kolonialis telah menghilangkan kemanusiaan karena manusia-manusia Indonesia diperbudak, diperalat, dikekang, dan dihilangkan kehormatannya. Inilah yang membangkitkan solidaritas dan semangat perlawanan hingga lahir gagasan membebaskan kemanusiaan Indonesia. Solusinya adalah membuat pemerintahan sendiri yang melindungi dan memuliakan kemanusiaan Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa dehumanisasi memberikan memori kolektif yang buruk bagi bangsa.

 

Spirit kemanusiaan yang adil dan beradab mempunyai indikasi nilai dasar yang sah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manusia yang mempunyai multi identitas hendaknya diperlakukan adil. Adil dalam konsep ini adalah proporsional dan distributif, sehingga dalam kehidupan manusia baik secara individu dan kelompok etnis, agama, suku, dan identitas lokal dilindungi secara nasional. Dimensi beradab dilandaskan pada nilai moral, etika, dan spiritualitas bangsa. Tanpa kebangsaan, kemanusiaan tak ada artinya, sehingga keberadaban manusia dalam Pancasila menjadi hal yang utama untuk diaktualisasikan dalam falsafah hidup manusia yang egaliter dan merdeka.

 

Secara konseptual, perwujudan sila kedua Pancasila memberikan peluang yang positif dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara sebagai badan legal formal yang berfungsi untuk menciptakan rasa aman serta melindungi martabat bangsa dan rakyat secara keseluruhan. Hal itu sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang menuntut terwujudnya kehidupan kebangsaan yang bebas, bermartabat, adil, dan makmur. Ukuran kemakmuran dan kesejahteraan dimulai dari keamanan nasional dan jaminan hak asasi manusia Indonesia untuk hidup dengan adil dan beradab. Bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi dan sistem keadilan yang terdistribusi secara proporsional dalam segala aspek akan memberikan stimulus kemajuan ekonomi, kebudayaan, pertahanan dan keamanan, serta stabilitas politik.

 

Pentingnya meningkatkan indikator-indikator kemanusiaan dan martabat setiap warga negara menjadi tangga menuju tercapainya cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Keadilan juga harus diperjuangkan sebagai cara, tujuan, dan alat untuk mengurangi intensi konflik, meningkatkan kesejahteraan, dan mempererat kebangsaan sebagai upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

 

*3. Persatuan Indonesia*

Persatuan Indonesia adalah prasyarat mutlak bagi terwujudnya seluruh cita-cita kemerdekaan Indonesia. Persatuan seluruh rakyat melalui Sumpah Pemuda 1928 telah membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia bisa diwujudkan meski awalnya dirasa mustahil. Tak ada keutuhan NKRI tanpa persatuan rakyat Indonesia. Tak ada persatuan tanpa keadilan, kemanusiaan, dan kedaulatan rakyat.

 

Perbedaan dan keberagaman yang mendiami tanah air Indonesia adalah kekayaan dan anugerah Allah SWT. Keberagaman adalah potensi yang membuat bangsa Indonesia menjadi berkepribadian dan kuat. Keberagaman tidak menjadi alasan perpecahan bangsa dan negara Indonesia. Persatuan dalam keberagamaan adalah keindahan sekaligus kekuatan yang membuat Indonesia lebih membanggakan dari bangsa manapun.

 

Persatuan Indonesia terbangun atas persamaan, keadilan, kemanusiaan, toleransi, gotong royong, kesejahteraan, dan kesamaan cita-cita. Persatuan Indonesia juga dibangun atas dasar keluhuran budaya dan agama yang dipegang teguh oleh setiap rakyat Indonesia. Persatuan adalah rahmat dan keberkahan dari Allah SWT yang membuat bumi Indonesia tetap layak disebut sepenggal surga firdaus.

 

Persatuan adalah nafas dan energi yang mengalahkan keegoisan golongan untuk lebih mencolok dalam suatu keberagaman. Sehingga mampu menjadi spirit yang terus hidup untuk menelurkan karya-karya dalam cita yang lebih baik.

Indonesia membutuhkan persatuan untuk menuntaskan kerja-kerja besar dalam membangun martabat bangsa dimata dunia. Indonesia membutuhkan persatuan untuk membangun ketahanan nasional dan kesejahteraan umum dalam rangka menunaikan cita-cita kemerdekaan Indonesia, serta mewujudkan perdamaian dunia.

 

*4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan*

Bangsa dan rakyat Indonesia berdiri dari dan oleh rakyat Indonesia. Rakyat adalah pilar utama dalam formasi pembentukan Indonesia. Rakyat Indonesia telah mengorbankan harta, keringat, darah, air mata, bahkan nyawa bagi terwujudnya kemerdekaan dan pemerintahan Indonesia merdeka. Maka, rakyat adalah pemilik sah Indonesia. Rakyat menjadi pusat dari kedaulatan dan pengabdian negara Indonesia.

Pelaksanaan kedaulatan rakyat adalah menempatkan rakyat sebagai pusat aspirasi dan kehendak. Rakyat merepresentasikan dirinya melalui kepemimpinan yang memiliki hikmat kebijaksanaan. Kepemimpinan harus tetap menempatkan rakyat sebagai pusat kedaulatan dengan menjadikan permusyawaratan/perwakilan sebagai proses pengambilan kebijakan. Kolektifitas partisipasi rakyat adalah kekuatan sejati bangsa dan negara Indonesia.

 

Kebersamaan rakyat Indonesia merupakan tulang punggung keberlangsungan hidup bangsa dan rakyat Indonesia. Persatuan rakyat adalah prasyarat tercapaian kejayaan Indonesia. Memanusiakan rakyat adalah prasyarat pembangunan. Memajukan rakyat akan membuat pembangunan Indonesia sempurna.

Negara didirikan oleh rakyat sehingga harus memperlakukan rakyat secara adil dan penuh kebijaksanaan. Setiap rakyat memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, ekonomi, sosial, kebudayaan, keamanan, dan pertahanan negara. Setiap rakyat juga memiliki kewajiban yang sama untuk mencintai, menjaga, melindungi, berkorban, dan membela kesatuan dan keutuhan Indonesia. Setiap rakyat juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk berkontribusi dengan kontribusi terbaik demi mewujudkan seluruh cita-cita kemerdekaan Indonesia.

 

*5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia*

Indonesia merupakan negara merdeka yang didorong oleh keinginan luhur bangsa Indonesia yang saat itu bercita-cita bebas dari bangsa penjajah. Keinginan luhur ini berlandaskan atas rasa solidaritas antar seluruh rakyat Indonesia yang senasib dan sepenanggungan. Rasa solidaritas ini harus terus dijaga di setiap rakyat Indonesia agar timbul rasa memiliki dan rasa tanggung jawab untuk bersama-sama memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara.

 

Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hak-hak warga negara, antara lain hak menyuarakan pendapat, menyampaikan aspirasi, berserikat, memilih kepercayaan dan agama, serta menggunakan hak pilih saat transisi kepemimpinan. Kewajiban warga negara antara lain mencintai dan membela negara, menjalankan undang-undang, membayar pajak, dan mentaati hukum yang berlaku. Semua jaminan dan perlindungan terhadap hak dan kewajiban tersebut harus terpenuhi untuk setiap warga negara.

 

Tak hanya itu, sila kelima juga mengandung spirit persamaan kedudukan di dalam hukum dan pelayanan negara. Setiap warga Indonesia wajib mengikuti aturan dan undang-undang yang berlaku dan bersedia dihukum jika terbukti melakukan kesalahan. Setiap warga Indonesia juga mempunyai kedudukan yang sama dalam hal mendapatkan pelayanan profesional dalam urusan berbangsa dan bernegara.

 

Pemerataan akses fasilitas, jaminan, dan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan sumber daya harus dirasakan oleh setiap warga negara di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan. Perwujudan keadilan sosial yang telah dijabarkan di atas adalah sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan umum.

 

****

Penafsiran yang jujur dan tepat atas Pancasila adalah fondasi dari kepahaman yang akan menggerakkan anak-anak bangsa Indonesia untuk berbuat dan berkontribusi dengan karya terbaik. Pancasila dan cita-cita kemerdekaan akan menjadi visi dan komitmen yang melahirkan dedikasi untuk kejayaan Indonesia. Dedikasi yang membuat siapa pun dan dimana pun manusia Indonesia berada akan memiliki fokus pada satu tujuan: mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

 

KAMMI mencita-citakan Indonesia meraih kejayaan pada tahun 2045 dimana saat itu seluruh cita-cita kemerdekaan telah terwujud. Untuk mencapainya tentu akan menghadapi tantangan, cobaan, rintangan, dan hambatan yang kian keras. Oleh karenanya, yang dibutuhkan bukan sekadar satu-dua manusia Indonesia yang cemerlang, tetapi generasi yang memiliki dedikasi dan kontribusi terbaik. Generasi emas inilah yang KAMMI persiapkan sebagai modal dasar kejayaan Indonesia.

 

Bila seluruh anak bangsa memiliki dedikasi dan bergotong royong untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, maka apapun cobaan tidak menjadi penghalang. Hal itu karena cobaan adalah keniscayaan yang dihadapi semua bangsa. Sementara itu, dedikasi dan gotong royong semua anak bangsa akan dapat mengatasi segala cobaan sehingga cita-cita kemerdekaan akan tetap terwujud.

 

Demikian yang KAMMI harapkan, membuktikan hipotesis Presiden Soekarno bahwa hanya Pancasila yang dapat menyatukan seluruh rakyat Indonesia demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Kini saatnya Pancasila bekerja menjadi pemahaman yang menginspirasi dan menggerakkan manusia-manusia Indonesia sehingga lahir kontribusi-kontribusi terbaik dari seluruh anak bangsa. Bila Sumpah Pemuda telah menyatukan visi, dedikasi, dan komitmen kerja pejuang kemerdekaan untuk mewujudkan kemerdekaan, maka sekarang saatnya Pancasila dan cita-cita kemerdekaan menjadi visi, dedikasi, dan komitmen seluruh anak bangsa untuk mewujudkan seluruh cita-cita kemerdekaan Indonesia.

*

 

Dikutip dari Platform Perjuangan KAMMI Jayakan Indonesia 2045 yang dirumuskan dalam Rakornas KAMMI di Bandar Lampung pada 29 Mei 2016.