Dias Satria
Dosen Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya
PhD student (University of Adelaide)
Debat capres terkait masalah ekonomi yang dipandu oleh Prof. Ahmad Erani Yustika sangat menarik untuk disimak. Ini proses pembelajaran yang baik bagi masyarakat untuk melihat bagaimana sebuah strategi pembangunan ekonomi dilihat dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.
Pertanyaan moderator sudah sangat baik mencakup aspek-aspek strategis dan penting dalam ekonomi, seperti: Kemiskinan, Penanaman modal asing, Ketenagakerjaan, demografi (kependudukan), investasi sektor kesehatan, masalah gender dan ekonomi serta masalah ekonomi konstitusi. Disisi lain, moderator juga memberikan pertanyaan mendasar tentang pendekatan ekonomi masing-masing capres terkait dengan ekonomi berdikari (Pak Jokowi) dan ekonomi kerakyatan (Pak Prabowo).
Beberapa isu dan hal yang didiskusikan terkait dengan pandangan ekonomi dari Pak Jokowi, antara lain: TPID, Ekonomi kreatif, E-government, PKL dan Pasar Tradisional, Infrastruktur (Tol Laut dan double track kereta api), Defisit anggaran (APBN) dan Defisit perdagangan, Kartu Sehat dan kartu pintar, DAU dan DAK, Pemasaran produk desa ke luar negri, Ekonomi kreatif dan Trade barrier di tingkat lokal.
Selanjutnya isu-isu yang di-raise oleh Pak Prabowo adalah: Law enforcement dalam mengatasi kebocoran kas Negara (APBN), Pertanian dan Penyerapan tenaga kerja (Produktivitas, perluasan lahan dan bio-ethanol), Investasi dan Big push ekonomi (i.e. Perbaikan dan penambahan infrastructure), Posisi Daya saing Indonesia dalam ekonomi global (AEC 2015), perbaikan pembangunan manusia (Pendidikan dan kesehatan), Kebijakan terhadap Bank Asing, Bank Tani dan Nelayan, Bio-ethanol, Trickle down effectPembangunan ekonomi, Peningkatan gaji (Bidan, Guru dll), Renegosiasi kontrak dan Penguatan Desa.
Hal utama yang harus diapresiasi adalah